Henrietta's Corner

Rekomendasi 3 Film Dari Sutradara Kesukaan, Thomas Vinterberg

Sebelum memulai bahasan, mulai dari post ini tulisannya akan dibuat sesantai mungkin ya. Iya mengingat post sebelumnya kaku banget. Anyway, ngomongin soal film, Thomas Vinterberg masuk salah satu sutradara yang aku kagum banget. Mungkin kalau bicara tenar, eksistensi Vinterberg terbilang sama dengan sutradara asal Denmark lainnya yang sudah lama eksis di perfilman dunia.

Kalau yang suka nonton film Eropa – khususnya Denmark, pasti sudah tahu lebih dulu Lars von Trier (Dancer in the Dark, Dogville, Nymphomaniac) dan yang baru-baru ini hits berkat Bird Box, The Night Manager, dan The Undoing, Susan Bier. Nah, bisa dikatakan Vinterberg juga menjadi salah satu sutradara A-list Denmark yang sejajar dengan kedua nama ini.

Aku pribadi tahu Vinterberg pertama kali di Jagten atau The Hunt. Tentunya yang jadi lead perhatianku ke film ini berkat Mads Mikkelsen. Siapa sih yang gak suka sama aktor satu ini? Ya, kan?

Kenapa Thomas Vinterberg?

Rekomendasi 3 Film Dari Sutradara Kesukaan, Thomas Vinterberg
norddjursbib.dk

Balik lagi ke Vinterberg. Senang banget kayaknya kalau bahas dia, gak akan ada habisnya. Apalagi di Academy Award tahun 2021 ini, Denmark bisa boyong satu piala Oscar dan dua nominasi – Best International Film dan Best Director berkat film paling anyarnya, Another Round.

Karena Another Round Vinterberg boyong Oscar, bukan berarti film lainnya jelek. Bahkan sebelumnya, The Hunt juga masuk salah satu nominasi Academy Awards ke 86 pada tahun 2014 pada kategori yang sama, namun gagal karena direbut oleh film asal Italia, The Great Beauty.

Bicara kenapa Vinterberg, bisa dikatakan Vinterberg ini bak bunglon. Dia bisa jadi sutradara tembak, film dia beragam, gak melulu harus drama yang mengernyitkan dahi. Tapi, bermain idealis pun, karyanya luar biasa baik. Membawakan skenario original, keren. Mau membuat cerita adaptasi novel ataupun sejarah, bisa juga.

Selain itu, rasanya lebih mudah menyukai Vinterberg daripada Lars von Trier. Mereka berdua memang jenius, walaupun memang wujud karyanya beda. Namun untuk selera aku pribadi, cara menulis dan visualisasi cerita Vinterberg masih lebih masuk.

Thomas Vinterberg, Sutradara yang Mampu Menggambarkan Tulisan Tanpa Bumbu Tambahan

Iya, hampir semua film Vinterberg tidak bertele-tele untuk memberikan pesan yang ingin disampaikan ke penonton. Tidak perlu mengernyitkan dahi untuk memahami apa mau Vinterberg dalam sebuah visual. Terkesan dangkal gak sih? Engga juga. Justru itu yang membikin aku suka dengan sutradara satu ini. Kemampuan untuk menciptakan visualnya keren, kemampuan menulisnya juga oke.

Kalau dibilang sutradara yang jago nulis dan menciptakan visual memang banyak, sebut saja Quentin Tarantino salah satunya. Namun apa yang dipunyai Vinterberg adalah, cerita yang logis dan terjadi di keseharian yang dikemas secara eksplisit. Apalagi, original screenplay yang digarap Vinterberg seringkali membahas isu sosial yang jarang juga orang ingin membahasnya secara imbang, bahkan yang jarang diketahui orang.

Jujur, susah juga jadi fans Thomas Vinterberg di Indonesia. Akses untuk menonton film dia cenderung sedikit. Dari awal aku suka Thomas Vinterberg di tahun 2015 hingga sekarang, aku baru nonton 5 dari total 12 filmnya. Tapi, kalau ada yang lagi cari tontonan baru, atau mau coba nonton film Skandinavia, boleh banget mulai dari film nya Thomas Vinterberg. Aku spill 3 film wajib nonton yang disutradarai dan ditulis oleh Thomas Vinterberg.

The Celebration (Festen) – 1998

Rekomendasi 3 Film Dari Sutradara Kesukaan, Thomas Vinterberg
letterboxd.com

Ini dia feature film kedua Vinterberg yang bikin geger sejarah sinema Eropa. Di tahun 90an, Vinterberg bersama dengan sutradara kawakan lainnya, Lars Von Trier, dan Kristian Levring menginisiasi membangun manifesto Dogme 95. Di mana ketiganya membuat gerakan melawan pakem produksi film Hollywood yang dinilai borjuis.

Untuk mengenal bagaimana realisasi manifesto Dogme 95 untuk pertama kalinya, kamu bisa cek film The Celebration. Cerita ini dimulai dari acara reuni keluarga untuk merayakan ulang tahun seorang ayah yang ke 60, dihadiri oleh anak, cucu, dan saudara lainnya. Beliau memiliki empat anak yang memiliki sifat yang berbeda jauh.

Terkesan biasa saja? Tunggu dulu. Bukan Vinterberg kalau tidak punya kejutan yang menggelitik. Salah seorang anak yang cenderung pendiam dan tidak banyak tingkah, khusus di acara ulang tahun ayahnya, bersuara di hadapan keluarga besar.

Sayangnya, apa yang dikatakannya bukan hal yang menyenangkan, melainkan membongkar rahasia gelap sang ayah yang menyebabkan saudara kembarnya meninggal dunia.

Baca Juga: The Ugly Truth Visual of Life by Thomas Vinterberg

The Hunt (Jagten) – 2012

europeanfilmawards.eu

Nonton The Hunt adalah moment nonton film yang bikin perasaan campur aduk – bahkan perasaan marahnya gak akan habis sampai filmnya usai. Bahkan bisa dikatakan – bagi aku pribadi, film ini adalah film Vinterberg kedua terbaik setelah The Celebration.

Walaupun film ini sudah didukung berbagai perangkat yang memumpuni – tentunya berbeda dengan The Celebration jika dilihat secara visual, namun Vinterberg tetap mengungguli kekuatan cerita sebagai daya tarik film ini. Premis ceritanya pun terbilang sederhana, yakni memperlihatkan psikis seorang anak yang mengalami false memory.

Dengan kata lain, seorang anak di sini mengalami ingatan yang nyaru antara realita dan imajinasi. Jadi, jika anak ini menceritakan sesuatu yang sebenarnya adalah imajinasi, yang akan terbaca oleh orang dewasa atau ahlinya, anak ini berkata jujur.

Cerita awalnya dimulai dari seorang guru taman kanak-kanak, yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu muridnya. Sementara itu, anak perempuan – yang mengaku korban, mengalami false memory tersebut.

Film ini memiliki cerita luar biasa, tanpa bumbu drama, film ini cukup memiliki tense yang kuat. Bahkan, kalau boleh jujur, film ini bukan tipikal film yang bisa ditonton berulang kali. Perasaan saya dikoyak habis oleh The Hunt. Tapi, rekomen banget film ini untuk pengalaman nonton yang beda, setidaknya sekali seumur hidup!

Another Round (Druk) – 2020

camera-roll.com

Walaupun sebelumnya film Vinterberg sempat menjajaki nominasi Best International Feature Film berkat film The Hunt. Namun, Another Round di Academy Awards ke 93, berhasil membuat Vinterberg membawa satu piala Oscar dengan kategori yang sama – Best International Feature Film.

Walaupun Another Round meninggalkan kesan manis bagi Vinterberg, namun siapa sangka pada saat proses pembuatannya, film ini meninggalkan kesan pahit juga. Pasalnya, film ini seharusnya menjadi debut pertama putrinya, Ida Vinterberg di dunia perfilman.

Ternyata takdir berkata lain. Ida mengalami kecelakaan mobil yang merenggut nyawanya sebelum proses syuting Another Round. Maka, pada saat Vinterberg menerima piala Oscar, tentunya penghargaan ini didedikasikan untuk Ida Vinterberg.

Selain film ini meninggalkan suka duka bagi Vinterberg, memang film ini benar-benar film yang wajib untuk ditonton. Berlatar cerita empat sahabat sekaligus guru gymnasium yang memiliki masalah di sana-sini, yang berujung ingin membuktikan teori Finn Skårgerud mengenai alkohol.

Menurut teori tersebut, jika seseorang mengonsumsi alkohol berkisar 0,05% BAC dapat menjadi lebih kreatif dan tenang. Cara membuktikannya? Tentu keempat guru ini pada akhirnya mengonsumsi alkohol sebelum memulai segala aktivitasnya – termasuk mengonsumsi alkohol saat di sekolah.

Itulah ketiga film yang digarap serta ditulis oleh Thomas Vinterberg. Susah untuk bisa menilai objektif si sutradara satu ini, dan tentunya aku pun gak mau suka sendirian. Semoga ketiga film ini bisa menghibur kamu di kala butuh tontonan dan mengisi waktu luang, ya! Kalau kamu suka dengan sutradara satu ini juga, kasih tahu juga dong film favorit Vinterberg kamu!